kau : Malam ini aku tak ingin bermain dengan kopi
aku : Kenapa?
Apa kopimu terlalu pahit sama seperti kopiku?
kau : Kopiku sangat manis malam ini
Begitu menggoda
Tapi aku tak ingin kau sepahit kopi
aku : Aku?
Kopiku selalu pahit
kau : Tapi tawamu membuatnya manis
Melebihi sesendok gula
aku : Tawaku pecah karena candamu
Tawaku pecah karena senyummu
kau : Begitu juga kopi itu
Pasti cemburu
Kauberikan tawamu untukku
aku : Cemburu?
Aku lupa apa itu cemburu
kau : Tanyalah pada sebatang cokelat
Apa itu cemburu
Saat kita berdua tertawa bersama, kasih
aku : Cokelat selalu lebih manis, kekasihku
kau : Kau tau kenapa?
Karena kau selipkan senyummu padanya
aku : Kenapa kau selalu bilang senyumku manis?
Kau sendiri tau
Alasanku tersenyum
Kamu, kekasihku
kau : Dan alasanku tersenyum adalah hatimu
aku : Hatiku?
Kau selalu membuatku penasaran
kau : Tanyalah senja
Dan kau mengerti kenapa hatimu
aku : Ah lagi lagi senja
Tiap memandang saga aku selalu teringat olehmu
kau : Kau tau kenapa senja?
Saganya menjuntai manis
Mengukir setiap senyummu
aku : Kau selalu mampu membuatku tersipu
kau : Gadis pemalu
Semakin tersipu
Tak ada sebatang cokelat yang mampu
Mengisi hatiku
aku : Aku kehabisan kata
Senja terlalu istimewa
Begitupun kamu
kau : Terimakasih
Tapi senja tak istimewa tanpamu
Begitupun aku
aku : Namun kau datang membawa keistimewaan sayang
Kamu datang membawa kebahagiaan
Kamu datang dan kembalikan senyumku yang sudah lama tersimpan
kau : Aku hanya sebatang lilin
Tanpa api aku bukan apa apa
Kau tahu?
Api itu adalah kamu
aku : Ah, lagi lagi kamu membuatku tersipu
Senyumku, tawaku alasannya cuma kamu
Puisi 10 Januari 2015 :)